Wednesday, November 29, 2006

teringat dekapan diam2 dimalam itu

Aku berharap rindu ini ngak cuma dimimpi lagi
Sangat ingin semua jadi nyata akhir2ini
Sangat bodoh terlalu lelah menahan cinta
Karena ternyata ...mendekapmu membuatku begitu membara



bisa ngak semua g cm tersisa asa...

Tuesday, November 28, 2006

today

my love ...now empty

Friday, November 10, 2006

sesuatu menjadi berharga ketika telah tiada

Pada suatu ketika, sepasang suami istri, katakanlah nama merekaSmith, mengadakan 'garage sale' untuk menjual barang-barang bekas yang tidak mereka butuhkan lagi. Suami istri ini sudah setengah baya, dananak-anak mereka telah meninggalkan rumah untuk hidup mandiri.Sekarang waktunya untuk membenahi rumah, dan menjual barang-barang yang tidak dibutuhkanlagi.Saat mengumpulkan barang-barang yang akan dijual, mereka menemukanbenda-benda yang sudah sedemikian lama tersimpan di gudang. Salah satu di antaranya adalah sebuah cermin yang mereka dapatkan sebagai hadiahpernikahan mereka, dua puluh tahun yang lampau.> Sejak pertama kalidiperoleh, cermin itu sama sekali tidak pernahdigunakan. Bingkainya yangberwarna biru aqua membuat cermin itu tampak buruk, dan tidak cocokuntuk diletakkan di ruangan mana pun di rumah mereka.Namun karena tidak ingin menyakiti orang yang menghadiahkannya, cermin itu tidak mereka kembalikan. Demikianlah, cermin itu teronggok diloteng. Setelah dua puluh tahun berlalu, mereka berpikir orang yangmemberikannya tentu sudah lupa dengan cermin itu. Maka merekamengeluarkannya dari gudang,dan meletakkannya bersama dengan baranglain untuk dijual keesokan hari. Garage sale mereka ternyata mendapat banyak peminat. Halaman rumah mereka penuh oleh orang-orang yang datang untuk melihat barang bekas yang mereka jual. Satu per satu barang bekas itu mulai terjual. Perabot rumah tangga, buku-buku, pakaian, alatberkebun, mainan anak-anak, bahkan radio tua yang sudah tidak berfungsi pun masih ada yang membeli.Seorang lelaki menghampiri Mrs. Smith. "Berapa harga cermin itu?" katanya sambil menunjuk cermin tak terpakai tadi. Mrs. Smith tercengang. "Wah, saya sendiri tidak berharap akan menjual cermin itu.Apakah Anda sungguh ingin membelinya?" katanya. "Ya, tentu saja.Kondisinya masih sangat bagus." Jawab pria itu. Mrs. Smith tidak tahu berapa harga yang pantas untuk cermin jelek itu. Meskipun sangat mulus, namun baginya cermin itu tetaplah jelek dan tidak berharga. Setelah berpikir sejenak, Mrs. Smith berkata, "Hmm anda bisa membeli cermin itu untuk satudolar."Dengan wajah berseri-seri, pria tadi mengeluarkan dompetnya, menarikselembar uang satu dolar dan memberikannya kepada Mrs. Smith. "Terima kasih," kata Mrs. Smith, "sekarang cermin itu jadi milik Anda. Apakah perlu dibungkus?" "Oh, jika boleh, saya ingin memeriksanya sebelum saya bawapulang." jawab si pembeli. Mrs. Smith memberikan ijinnya, dan pria itubergegas mengambil cerminnya dan meletakkannya di atas meja di depan Mrs. Smith. Dia mulai mengupas pinggiran bingkai cermin itu. Dengan satu tarikan dia melepaskan lapisan pelindungnya dan muncullah warna keemasan dari baliknya.Bingkai cermin itu ternyata bercat emas yang sangat indah, dan warna biru aqua yang selama ini menutupinya hanyalah warna dari lapisan pelindungbingkai itu!"Ya, tepat seperti yang saya duga! Terima kasih!" sorak pria itu dengan gembira. Mrs. Smith tidak bisa berkata-kata menyaksikan cermin indahitu dibawa pergi oleh pemilik barunya, untuk menndapatkan tempat yanglebih pantas daripada loteng rumah yang sempit dan berdebu. Kisah ini menggambarkan bagaimana kita melihat hidup kita.Terkadang kita merasa hidup kita membosankan, tidak seindah yang kita inginkan.Kita melihat hidup kita berupa rangkaian rutinitas yang harus kita jalani. Bangun pagi, pergi bekerja, pulang sore, tidur, bangun pagi, pegi bekerja, pulang sore, tidur. Itu saja yang kita jalani setiap hari.Sama halnya dengan Mr. dan Mrs. Smith yang hanya melihat plastik pelapisdari bingkai cermin mereka, sehingga mereka merasa cermin itu jelek dan tidak cocok digantung di dinding. Padahal dibalik lapisan itu, ada warnaemasyang indah.Padahal di balik rutinitas hidup kita, ada banyak hal yang dapat memperkaya hidup kita. Setiap saat yang kita lewati, hanya bisa kita alami satu kali seumur hidup kita. Setiap detik yang kita jalani, hanya berlaku satukali dalam hidup kita. Setiap detik adalah pemberian baru dari Tuhan untuk kita. Akankah kita menyia-nyiakannya dengan terpaku pada rutinitas?Akankah kita membiarkan waktu berlalu dengan merasa hidup kita tidak seperti yang kita inginkan?Setelah dua puluh tahun, dan setelah terlambat, barulah Mrs. Smith menyadari nilai sesungguhnya dari cermin tersebut. Inginkah kita menyadari keindahan hidup kita setelah segalanya terlambat? Tentu tidak.Sebab itu, marilah kita mulai mengikis pandangan kita bahwa hiduphanyalah rutinitas belaka. Mari kita mulai mengelupas rutinitas tersebutdan menemukan nilai sesungguhnya dari hidup kita.

Ketika...janji cuma tinggal janji

Boy adalah seorang cowo yg menjadi buta karena sebuah kecelakaan..Sejak ia menjadi buta..ia merasa terasing dari lingkungannya..Ia merasa tidak ada seorang pun yg memperhatikan atau menyayanginya..Hingga kemudian hadirlah Girl dalam hidupnya..Girl sangat sayang dan perhatian pada Boy..Ia tidak pernah mempermasalahkan kebutaan Boy sebagai suatu kekurangan yg berarti..Ia sungguh-sungguh mencintai Boy dengan tulus...Suatu hari berkatalah Boy kepada Girl..Boy : "Girl...mengapa kamu begitu menyayangiku..?"Girl : "Hmmm..entahlah..aku tidak pernah tau alasan mengapa aku begitu menyayangimu..yg aku tahu..aku benar-benar tulus menyayangimuBoy : (tersenyum)Boy : "Tapi..aku kan buta..apa yg bisa aku perbuat untukmu..? Apa yg bisa aku berikan buatmu..?"Girl : "Boy..aku tidak mengharap apapun darimu..buatku..kamu bisa ceria setiap hari dan menyayangiku dengan tulus itu sudah cukup..aku senang ketika kau merasa senang..Boy : (terharu) belum pernah ada orang yg begitu menyayangi aku yg buta seperti ini..Girl : (menggenggam tangan Boy sambil tersenyum)Boy : "Girl..kalo sampai suatu saat nanti aku bisa melihat lagi..aku pasti akan menikahimu.. karena hanya kamu satu-satunya orang yg dengan tulus menyayangiku...Girl : "Benarkah..?"Boy : "Iya..aku janji..kalau suatu saat nanti aku bisa melihat, PASTI aku akan menikahimu.."Girl : (terharu) terima kasih Boy..aku sangat menyayangimu...Boy : (tersenyum) ya..aku tahu itu..aku juga sangat menyayangimu Girl..Singkat cerita..Boy melakukan operasi cangkok mata dan..ia mampu melihat lagi..Ia pun tidak sabar untuk segera menemui Girl..Pergilah ia mencari Girl..sampai ia berhasil menemukannya...Namun...alangkah terkejutnya ia mengetahui bahwa ternyata Girl adalah seorang gadis buta..Ia tidak bisa menerimanya..Ia pun menolak Girl..Ia lupa akan semua janjinya...Girl : "Boy..bukankah kamu sudah berjanji akan menikah denganku..?"Boy : "Ummm....(bimbang) ya memang aku pernah berkata begitu..tapi tidak dengan keadaanmu yg seperti ini..Girl : "Bagaimana mungkin kamu mengingkari janjimu sendiri..? Bukankah kau bilang hanya aku satu-satunya orang yg menyayangimu..?"Boy : "Eeeerr...maaf Girl..tapi aku tidak bisa menikah dengan gadis buta..maaf.."Boy pun pergi meninggalkan Girl..Girl yang kecewa dan merasa dikhianati..memilih untuk bunuh diri..Saat ia ditemukan meninggal..ada sepucuk surat disakunya.."Dear Boy...Memang tidak banyak yg bisa aku berikan padamu..tidak banyak yg bisa aku lakukan untukmu...Namun..aku sungguh-sungguh tulus menyayangimu...Semoga kedua mataku itu bisa berguna bagimu..bisa membawakan terang dankeceriaan dalam hidupmu kembali.."Kadang kala kita tidak boleh melihat sesuatu hanya dengan mata..melainkan juga dengan hatikita.. Mata itu bisa menipu..namun hati tidak..

Kata hati selalu merupakan kejujuran terdalam dalam hidup manusia...

Kerja itu cuma selingan, Untuk menunggu waktu shalat..."

Ketika Pak Heru, atasan saya, memerintahkan untuk mencari klien yang bergerak di bidang interior, seketika pikiran saya sampai kepada Pak Azis. Meskipun hati masih meraba-raba, apa mungkin Pak Azis mampu membuat kios internet, dalam bentuk serupa dengan anjungan tunai mandiri dan dari kayu pula, dengan segera saya menuju ke bengkel workshop Pak Azis. Setelah beberapa kali keliru masuk jalan, akhirnya saya menemukan bengkel Pak Azis, yang kini ternyata sudah didampingi sebuah masjid. Pak Azispun tampak awet muda, sama seperti dulu, hanya pakaiannya yang sedikit berubah. Kali ini dia selalu memakai kopiah putih. Rautnya cerah, fresh, memancarkan kesan tenang dan lebih santai. Beungeut wudhu-an ( wajah sering wudhu), kata orang Sunda. Selalu bercahaya. Hidayah Allah ternyata telah sampai sejak lama, jauh sebelum Pak Azis berkecimpung dalam berbagai dinamika kegiatan Islam. Hidayah itu bermula dari peristiwa angin puting-beliung, yang tiba-tiba menyapu seluruh atap bengkel workshop-nya, pada suatu malam kira-kira lima tahun silam. "Atap rumah saya tertiup angin sampai tak tersisa satupun. Terbuka semua." cerita Pak Azis."Padahal nggak ada hujan, nggak ada tanda-tanda bakal ada angin besar. Angin berpusar itupun cuma sebentar saja." Batin Pak Azis bergolak setelah peristiwa itu. Walau uang dan pekerjaan masih terus mengalir kepadanya, Pak Azis tetap merasa gelisah, stres & selalu tidak tenang. "Seperti orang patah hati, Ndra. Makan tidak enak, tidur juga susah." cerita Pak Azis lagi. Lama-kelamaan Pak Azis menjadi tidak betah tinggal di rumah dan stres. Padahal, sebelum kejadian angin puting-beliung yang anehnya hanya mengenai bengkel workshop merangkap rumahnya saja, Pak Azis merasa hidupnya sudah sempurna. Dari desainer grafis hingga jadi arsitek. Dengan keserbabisaannya itu, pak Azis merasa puas dan bangga, karena punya penghasilan tinggi. Tapi setelah peristiwa angin puting-beliung itu, pak Azis kembali bangkrut, beliau bertanya dalam hati, "Apa sih yang kurang?" "Apa salahku?" Akhirnya pak Azis menekuni ibadah secara mendalam "Seperti musafir atau walisongo, saya mendatangi masjid-masjid di malam hari. Semua masjid besar dan beberapa masjid di pelosok Bandung ini, sudah pernah saya inapi." Setahun lebih cara tersebut ia jalani, sampai kemudian akhirnya saya bisa tidur normal, bisa menikmati pekerjaan dan keseharian seperti sediakala. "Bahkan lebih tenang dan santai daripada sebelumnya." "Lebih tenang ? Memang Pak Azis dapet hikmah apa dari tidur di masjid itu ?" "Di masjid itu ' kan tidak sekedar tidur, Ndra. Kalau ada shalat malam, kita dibangunkan, lalu pergi wudhu dan tahajjud. Karena terbiasa, tahajjud juga jadi terasa enak. Malah nggak enak kalau tidak shalat malam, dan shalat-shalat wajib yang lima itu jadi kurang enaknya, kalau saya lalaikan. Begitu, Ndra." "Sekarang tidak pernah terlambat atau bolong shalat-nya, Pak Azis ?" "Alhamdulillah. Sekarang ini saya menganggap bhw yg utama itu adalah shalat. Jadi, saya dan temen-temen menganggap kerja itu cuma sekedar selingan aja." "Selingan ?" "Ya, selingan yang berguna. Untuk menunggu kewajiban shalat, Ndra." Untuk beberapa lama saya terdiam, sampai kemudian adzan ashar mengalun jelas dari masjid samping rumah Pak Azis. Pak Azis mengajak saya untuk segera pergi mengambil air wudhu, dan saya lihat para pekerjanyapun sudah pada pergi ke samping rumah, menuju masjid. Bengkel workshop itu menjadi lengang seketika. Sambil memandang seluruh ruangan bengkel, sambil berjalan menuju masjid di samping workshop, terus terngiang-ngiang di benak saya , "Kerja itu cuma selingan, Ndra. Untuk menunggu waktu shalat..." Sepulangnya dari tempat workshop, sambil memandang sibuknya lalu lintas di jalan raya, saya merenungi apa yang tadi dikatakan oleh Pak Azis. Sungguh trenyuh saya, bahwa setelah perenungan itu, saya merasa sebagai orang yang sering berlaku sebaliknya. Ya, saya lebih sering menganggap shalat sebagai waktu rehat, cuma selingan, malah saya cenderung lebih mementingkan pekerjaan kantor. Padahal sholat yang akan bantu kita nantinya...(sungguh saya orang yang merugi..) Kadang-kadang waktu shalat dilalaikan sebab pekerjaan belum selesai, atau rapat dengan klien dirasakan tanggung untuk diakhiri. Itulah penyebab dari kegersangan hidup saya selama ini. Saya lebih semangat dan habis-habisan berjuang meraih dunia, daripada mempersiapkan bekal terbaik untuk kehidupan kekal di akhirat nanti. padahal dunia ini akan saya tinggalkan..juga ..........kenapa saya begitu bodoh.. Saya lupa, bahwa shalat adalah yang utama. Mulai saat itu saya berjanji untuk mulai shalat di awal waktu..

Wednesday, November 08, 2006

TERIMA KASIH TUHAN

Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata, " Ini adalah Seksi Penerimaan. Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima". Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia. Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua. Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Disini kemuliaan dan berkat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya". Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi. Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun. "Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu. "Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku. "Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. " Setelah manusia menerima berkat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih". "Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas berkat Tuhan?", tanyaku. "Sederhana sekali", jawab Malaikat. "Cukup berkata, "Terima kasih, Tuhan' ". "Lalu, berkat apa saja yang perlu kita syukuri", tanyaku. Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini. "Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia. "Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu. Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih diberkati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini. "Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat Maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia". "Jika engkau dapat menghadiri Gereja/Tempat Ibadah atau pertemuan religius tanpa ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan, atau kematian... maka engkau lebih diberkati daripada 3 milyar orang di dunia. "Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ... maka engkau termasuk orang yang sangat jarang. "Jika engkau masih bisa mencintai ... maka engkau termasuk orang yang besar, Karena cinta adalah berkat Tuhan yang tidak didapat dari manapun "Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan. Nikmatilah hari-harimu, hitunglah berkat yang telah Tuhan anugerahkan kepadamu. kita semua. "Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu' ".


Ditujukan pada : Departemen Pernyataan Terima Kasih. "Terima kasih, Tuhan!

Monday, November 06, 2006

sakit

setelah dalam sepanjang oktober merasakan begitu banyak sakit dan penyiksaan batin dan fisik yg sangat .... november ini ternyata badai dalam hidup gw baru bisa sedikit reda.. masih juga hujan dengan angin menerpa... bahkan takut semua jalan yg gw pilih justru mengundang bencana-bencana lain :(

pengen banget bisa ga sakit lagi ... ga pura2 tegar .. dan ga mau selalu ngerasa rapuh :(

andai saja pelangi setelah badai segera datang
andai saja mentari mau sedikit berbagi
andai saja semua cinta datang dan ngak pergi

saat ini .. sedang mencoba untuk selalu tidak lelah ....

1bulan sejak kepergian kamu

Saturday, November 04, 2006

teringat 27 mei 2006


sisa2 memory yg ...entah? ada yg bisa menjabarkan?

miss u ... tu ... rest in peace bro

ya udahlah...udah goblok


goblok gw.. donlot YM! udah 5jam pke centrin dudul .. pke telkom apa lg :(
huaaaaaaa udh uplot web scc .. udh cr2 bhn ini itu ..
segala macem .. ini itu.. huaaa udah g jelas ...
goblok ... goblok ... goblok ... cm bs menghabiskan mlm dngn mndekap kodok kesayangan...

ditengah kegundahan gr2 cinajawa :(

Wednesday, November 01, 2006

Ahmadinejad (dari seorang teman)

Telah agak lama saya tertarik dengan tokoh satu ini. Sepak terjangnya melawan tekanan Barat dalam masalah nuklir benar-benar membuat saya penasaran dengan tokoh ini. Salah satu anggota milis CBE juga pernah menayangkan foto-foto tentang kesederhanaan beliau meski ada yang meragukan keasliannya. Telah lama rasanya dunia tidak memiliki tokoh 'David' macam Ahmadinejad ini. Dunia kita ini sekarang dipenuhi oleh para pengecut dan tidak memiliki pendirian. Sosok Ahmadinejad benar-benar seperti seteguk air di tengah sahara. Ahmadinejad, seorang tokoh in reality! Seberapa sederhanakah beliauini? Let me tell you. Berikut ini saya kutipkan sebagian dari yang saya baca dari buku. Konon ketika beliau sudah menjabat sebagai walikota Teheran yang memiliki populasi lebih besar daripada Jakarta ia masih tampil dengan sepatu yang bolong-bolong. Ia menyapu jalanan Teheran dan bangga dengan itu. Sampai sekarang pun ia masih tampil dengan kemeja lengan panjang sederhana sehingga jika kita tidak mengenalnya dan bertemu dengannya kita tidak akan pernah mengira bahwa beliau adalah seorang presiden. Ya presiden dari sebuah negara besar. Di Balikpapan di mana saya tinggal bahkan hampir semua guru rasanya punya jas. Sebelum menjabat sebagai presiden Iran beliau adalah walikota Teheran, periode 2003-2005. Teheran, ibukota Iran, kota dengan sejuta paradoks, memiliki populasi hampir dua kali lipat dari Jakarta, yaitu sebesar 16 juta penduduk. Untuk bisa menjadi walikota dari ibukota negara tentu sudah merupakan prestasi tersendiri mengingat betapa Iran adalah negara yang dikuasai oleh para mullah. Ia bukanlah ulama bersorban, tokoh revolusi, dan karir birokrasinya kurang dari 10 tahun. Beliau tinggal di gang buntu, maniak bola, tak punya sofa di rumahnya, dan kemana-mana dengan mobil Peugeot tahun 1977. Penampilannya sendiri jauh dari menarik untuk dijadikan gosip, apalagi jadi selebriti. Rambutnya kusam seperti tidak pernah merasakan sampo dan sepatunya itu-itu terus, bolong disana-sini, mirip alas kaki tukang sapu jalanan di belanatara Jakarta. Nah! Kira-kira dengan modal dan penampilan begini apakah ia memiliki kemungkinan untuk menjabat sebagai walikota Depok saja, umpamanya? Dalam tempo setahun pertanyaan tentang kemampuannya memimpin terjawab. Warga Teheran menemukan bahwa walikotanya sebagai pejabat yang bangga bisa menyapu sendiri jalan-jalan kota, gatal tangannya jika ada selokan yang mampet dan turun tangan untuk membersihkannya sendiri, menyetir sendiri mobilnya ke kantor dan bekerja hingga dini hari sekedar untuk memastikan bahwa Teheran dapat mejadi lebih nyaman untuk ditinggali. "Saya bangga bisa menyapu jalanan di Teheran." Katanya tanpa berusaha untuk tampil sok sederhana. Di belahan dunia lain sosoknya mungkin dapat dijadikan reality show atau bahkan aliran kepercayaan baru. Sejak hari pertama menjabat ia langsung mengadakan kebijakan yang bersifat religius seperti memisahkan lift bagi laki-laki dan perempuan (ini tentu menarik hati para wanita di Teheran), menggandakan pinjaman lunak bagi pasangan muda yang hendak menikah dari 6 juta rial menjadi 12 juta rial, pembagian sup gratis bagi orang miskin setiap pekan, dan menjadikan rumah dinas walikota sebagai museum publik! Ia sendiri memilih tinggal di rumah pribadinya di kawasan Narmak yang miskin yang hanya berukuran luas 170 m persegi. Ia bahkan melarang pemberian sajian pisang bagi tamu walikota mengingat pisang merupakan buah yang sangat mahal dan bisa berharga 6000 rupiah per bijinya. Ia juga menunjukkan dirinya sebagai pekerja keras yang sengaja memperpanjang jam kerjanya agar dapat menerima warga kota yang ingin mengadu. Namun salah satu keberhasilannya yang dirasakan oleh warga kota Teheran adalah spesialisasinya sebagai seorang doktor di bidang manajemen transportasi dan lalu lintas perkotaan. Sekedar untuk diketahui, kemacetan kota Teheran begitu parahnya sehingga saya pernah dikirimi salah satu foto lelucon dari berbagai belahan dunia dengan judul "Only in Equot; . salah satunya dari Teheran dengan judul "Only in Teheran" dengan foto kemacetan lalu lintasnya yang bisa bikin penduduk Jakarta menertawakan kemacetan lalu lintas di kotanya. Secara dramatis ia berhasil menekan tingkat kemacetan di Teheran dengan mencopot lampu-lampu di perempatan jalan besar dan mengubahnya menjadi jalur putar balik yang sangat efektif. Setalah menjabat dua tahun sebagai walikota Teheran ia masuk dalam finalis pemilihan walikota terbaik dunia World Mayor 2005 dari 550 walikota yang masuk nominasi. Hanya sembilan yang dari Asia, termasuk Ahamdinejad. Tapi itu baru awal cerita. Pada tanggal 24 Juni 2005 ia menjadi bahan pembicaraan seluruh dunia karena berhasil menjadi presiden Iran setelah mengkanvaskan ulama-cum-mlliter Ali Hashemi Rafsanjani dalam pemilihan umum. Bagaimana mungkin padahal pada awal kampanye namanya bahkan tidak masuk hitungan karena yang maju adalah para tokoh yang memiliki hampir segalanya dibandingkan dengannya? Dalam jajak pendapat awal kampanye dari delapan calon presiden yang bersaing, Akbar hasyemi Rafsanjani, Ali Larijani, Ahmadinejad, Mehdi Karrubi, Mohammed Bhager Galibaf, Mohsen Meharalizadeh, Mohsen Rezai, dan Mostafa Min, popularitas Ahmadinejad paling buncit. Pada masa kampanye ketika para kontestan mengorek sakunya dalam-dalam untuk menarik perhatian massa, Ahmadinejad bahkan tidak sanggup untuk mencetak foto-foto dan atributnya sebagai calon presiden. Sebagai walikota ia menyumbangkan semua gajinya dan hidup dengan gajinya sebagai dosen. Ia tidak mampu untuk mengeluarkan uang sepeser pun untuk kampanye! Sebaliknya ia justru menghantam para calon presiden yang menggunakan dana ratusan milyar untuk berkampanye atau yang bagi-bagi uang untuk menarik simpati rakyat. Pada pemilu putaran pertama keanehan terjadi, Nama Ahmadinejad menyodok ke tempat ketiga. Di atasnya dua dedengkot politik yang jauh lebih senior di atasnya, Akbar Hashemi Rafsanjani dan Mahdi Karrubi. Rafsanjani tetap menjadi favorit untuk memenangi pemilu ini mengingat reputasi dan tangguhnya mesin politiknya. Tapi rakyat Iran punya rencana dan harapan lain, Ahmadinejad memenangi pemilu dengan 61 % sedangkan Rafsanjani hanya 35%. Logika real politik dibikin jungkir balik olehnya. Ahmadinejad memang penuh dengan kontroversi. Ia presiden yang tidak berasal dari mullah yang selama puluhan tahun telah mendominasi hampir semua pos kekuasaan di Iran, status quo yang sangat dominan. Ia juga bukan berasal dari elit yang dekat dengan kekuasaan, tidak memiliki track-record sebagai politisi, dan hanya memiliki modal asketisme, yang untuk standar Iran pun sudah menyolok. Ia seorang revolusioner sejati sebagaimana halnya dengan Imam Khomeini dengan kedahsyatan aura yang berbeda. Jika Imam Khomeini tampil mistis dan sufistis, Ahamdinejad justru tampil sangat merakyat, mudah dijangkau siapapun, mudah dipahami dan diteladani. Ia adalah sosok Khomeini yang jauh lebih mudah untuk dipahami dan diteladani. Ia adalah figur idola dalam kehidupan nyata. Seorang 'satria piningit' yang mewujud dalam sosok nyata. Sebagaimana mentornya, ia tidak terpengaruh oleh kekuasaan. Kekuasaan seolah tidak menyentuh karakter-karakter terdalamnya. Ia seolah memiliki 'kepribadian ganda', di satu sisi ia bisa bertarung keras untuk merebut dan mengelola kekuasaan, dan di sisi lain ia bertarung sama kerasnya menolak segenap pengaruh kekuasaan agar tidak mempengaruhi batinnya. Tidak bisa tidak, dengan karakter yang demikian kompleks itu seorang revolusioner macam Ahmadinejad memang ditakdirkan untuk membuat banyak kejutan dan drama pada dunia. Ia memangkas semua biaya dan fasilitas kedinasan yang tidak sine-qua-non terutama dengan urusan pribadi. Dalam pandangannya, untuk mewujudkan masyarakat Islam yang maju dan sejahtera, pejabat negara haruslah memiliki standar hidup yang sama dengan rakyat kebanyakan., mencerminkan kehidupan nyata dari masyarakatnya, dan tidak hidup di menara gading. Ia menetapkan PPN baru bagi orang-orang kaya dan mengunakan dananya untuk membangun perumahan bagi rakyat miskin. Ia membawa 'uang minyak ke piring-piring orang miskin' dengan program "Reza Love Fund" (Reza adalah Imam ke delapan kaum Syiah) dengan mengalokasikan 1,3 milyar dollar untuk program bantuan bagi kalangan muda untuk menikah, memulai usaha baru, dan membeli rumah. Meski mengagumi Imam Khomeini dan hidup asketis tidak berarti ia konservatif. Ia bahkan tampil moderat. Ketika ditanya apakah ia akan mengekang penggunaan jilbab yang kurang Islami di kalangan remaja Teheran, ia menjawab,:"Orang cenderung berpikir bahwa kembali ke nilai-nilai revolusioner itu hanya urusan memakai jilbab yang baik. Masalah sejati bangsa ini adalah lapangan kerja dan perumahan untuk semua, bukan apa yang harus dipakai." Meski telah terpilih menjadi presiden ia sama sekali tidak mengubah penampilannya. Ia tetap tampil bersahaja dan jauh dari pamor kepresidenan. Pada salah satu acara dengan kalangan mahasiswa salah satu peserta menanyakan penampilannya yang tidak menunjukkan tampang presiden tersebut. Dengan lugas ia menjawab,:"Tapi saya punya tampang pelayan. Dan saya hanya ingin menjadi pelayan rakyat." Air mata saya mengalir membaca ini. Subhanallah! Alangkah rendah hatinya pemimpin satu ini. Tak salah jika ia dicintai oleh bagitu banyak mahluk Tuhan di seluruh muka bumi. Saya ingin menutup tulisan ini dengan pendapatnya mengapa ia bersikeras agar Iran memiliki teknologi nuklir. Katanya,:"Jika nuklir ini dinilaijelek dan kami tidak boleh menguasai dan memilikinya mengapa kalian sebagai negara adikuasa boleh memilikinya? Sebaliknya, jika teknonuklir ini baik untuk kalian, mengapa kami tidak boleh juga memakainya?" Suatu argumen sederhana yang tidak mampu dijawab oleh negara-negara Barat. Itu sebabnya Bush tidak bersedia meladeninya dalam suatu tantangan debat di PBB.